Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik

Cara Membuat Kompos Dari Sampah Organik

Membuat Kompos adalah proses alami yang mengubah bahan organik menjadi pupuk kaya nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Dalam proses kompos, bahan-bahan seperti sisa makanan, daun kering, dan bahan organik lainnya terurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan cacing, sehingga menghasilkan bahan yang sangat subur yang disebut kompos.

Kompos tidak hanya mengurangi limbah dan mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sampah, tetapi juga memberikan keuntungan ekologis dan ekonomis yang signifikan. Ini memperbaiki struktur tanah, meningkatkan retensi air, dan menyediakan nutrisi penting bagi tanaman, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Dengan mempraktikkan kompos, kita dapat berperan dalam menjaga ekosistem dan menciptakan tanah yang subur, sambil mengurangi jejak lingkungan kita.

Cara Membuat Kompos dari Sampah Organik

Sebelum mengetahui cara membuat pupuk kompos lebih lanjut, perlu tahu apa saja bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat kompos.Meski bahan-bahan yang digunakan biasanya adalah sisa bahan makanan di rumah, tetapi tak semua sampah dapur bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos, lho!

Berikut bahan-bahan alami yang dapat dijadikan kompos :

  1. Potongan buah
  2. Potongan sayuran
  3. Ampas kopi
  4. Kulit telur
  5. Potongan rumput dan tanaman
  6. Daun kering
  7. Kayu dan kulit kayu yang dicincang halus
  8. Kertas bekas, tisu, atau koran yang sudah tak terpakai lagi
  9. Sedotan
  10. Serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah
  11. Bumbu dapur kedaluwarsa
  12. Debu dari belakang lemari es

Meskipun kulit jeruk, kulit bawang merah, dan kulit bawang putih termasuk dalam bahan organik, sebaiknya tidak digunakan dalam pembuatan kompos. Hal ini dikarenakan ketiga bahan tersebut dapat mengusir cacing tanah, yang memiliki peran penting dalam perkembangan tanaman.

Semua bahan organik yang disebutkan tadi akan mengalami pelapukan alami oleh mikroorganisme yang berkembang subur dalam lingkungan lembap dan basah.

Proses pelapukan ini sebenarnya adalah proses alami yang terjadi di alam, tetapi memakan waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempercepat proses pelapukan ini, diperlukan intervensi manusia.

Ketika pengomposan dilakukan dengan benar, prosesnya hanya memakan waktu 1 – 3 bulan, bukan bertahun-tahun. Sehingga, sebaiknya kita hindari menggunakan kulit jeruk, kulit bawang merah, dan kulit bawang putih dalam kompos agar tidak mengganggu peran vital cacing tanah dalam perkembangan tanaman.

Bahan Bahan Yang Perlu Dihindari :

Jangan tambahkan bahan-bahan berikut ke dalam campuran kompos.

  1. Apa pun yang mengandung daging, minyak, lemak, atau lemak.
  2. Tumbuhan yang terkena penyakit.
  3. Serbuk gergaji atau serpihan dari kayu yang diberi perlakuan tekanan.
  4. Kotoran anjing atau kucing.
  5. Gulma yang menjadi benih.
  6. Produk susu.
  7. Kertas kado metalik.
  8. Bekas minuman yang dilapisi bahan metalik.
  9. Kaca, besi, alumunium.
  10. Boks kardus makanan bertekstur greasy (seperti boks pizza).
  11. Plastik, botol atau kaleng bekas makanan atau minuman.

Barang-barang ini tidak hanya akan menyebabkan masalah di kebun, tetapi juga dapat membuat kompos Moms berbau tidak sedap yang pada akhirnya dapat menarik binatang dan hama.

Cara Membuat Pupuk Kompos Sederhana dan Cepat

Bahan Untuk Membuat Kompos

  1. Sampah rumah tangga
  2. Tanah
  3. Air secukupnya
  4. Arang sekam
  5. Aktivator, yaitu zat yang akan mengaktifkan kerja organisme pengurai sehingga akan mempercepat proses pembusukan dan penguraian bahan organik. Terdapat banyak jenis aktivator yang beredar di pasaran, salah satu yang umum digunakan adalah EM4.

Peralatan Membuat Kompos :

  1. Alat pemotong atau pencacah, misalnya pisau.
  2. Tempat menampung sampah, dapat menggunakan ember bekas cat dan wadah bekas lainnya.
  3. Alat pengaduk dan sarung tangan.
  4. Ember atau wadah untuk melarutkan aktivator.

Cara Membuat Pupuk Kompos dengan Cepat :

  1. Cacah sampah organik rumah tangga hingga berukuran kecil (semakin kecil, semakin cepat pengomposan berlangsung).
  2. Tambahkan kompos jadi atau tanah atau pupuk kandang atau serbuk gergaji sebagai inokulan.
  3. Larutkan aktivator dengan air. Tuangkan larutan aktivator atau starter kompos (contoh : EM4) ke bahan kompos. Aduk rata.
  4. Tambahkan  lagi larutan aktivator bila campuran terlalu kering.
  5. Masukkan dalam wadah pengomposan dan tutup rapat.
  6. Aduk seminggu sekali agar aerasi (aliran udara) dalam wadah berlangsung baik.
  7. Selama proses pengomposan, suhu dalam wadah akan naik yang menandakan bahwa mikroorganisme sedang bekerja.
  8. Memasuki minggu 7 – 8 pengomposan selesai, suhu dalam wadah pun akan normal kembali.
  9. Kompos yang sudah jadi siap digunakan. Sudah bisa dilakukan pengayakan. Kompos yang baik berwarna cokelat kehitaman, berbau tanah, dan berbutir halus.

Manfaat Pupuk Kompos

Pupuk kompos memiliki manfaat yang luar biasa dalam pertanian dan lingkungan. Salah satu manfaat utama pupuk kompos adalah bahwa ia mengembalikan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Kompos, yang terbuat dari bahan organik terurai, mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Selain itu, kompos juga meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air, mengurangi erosi, dan mengurangi kebutuhan air irigasi.

Pupuk kompos adalah alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air. Dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, pupuk kompos membantu menjaga ekosistem dan keseimbangan lingkungan. Penggunaan pupuk kompos juga mendukung praktik daur ulang, mengurangi limbah organik, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Selain manfaat agronomis dan ekologisnya, pupuk kompos juga menghemat biaya bagi petani karena dapat diproduksi secara lokal dengan bahan-bahan organik yang tersedia. Dengan semua manfaat ini, pupuk kompos menjadi solusi yang sangat berharga dalam pertanian berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *